Selasa, 23 Oktober 2007

PENGORGANISASIAN RAKYAT

PENGORGANISASIAN RAKYAT
Sebagai suatu strategi untuk pemberdayaan Rakyat
Oleh : Frans Tugimin

Salah satu usaha untuk wemujudkan perubahan sebagai salah satu dasar menuju demokrasi dan keadilan sosial adalah membentuk /mengorganisir/mendirikan organisasi rakyat (PO – People Organization). Proses pengorganisasin organisasi rakyat tersebut sering disebut sebagai Pengorganisasian Rakyat atau lebih popular disebut CO – Community Organizing . Dalam mewujudkan perubahan sosial tidak hanya mengandalkan kekuatan individu, melainkan diperlukan suatu organisasi, akan lebih baik lagi suatu organisasi yang mempunyai banyak massa. Untuk itu diperlukan organisasi yang kuat,tahan banting, mempunyai idiologi yang jelas dan mampu mengantisipasi perubahan atau perkembangan yang terjadi.
Selanjutnya sebagai usaha untuk melakukan perubahaan dan atau pemberdayaan masyarakat akan sangat tergantung kepada kualitas dan kuantitas kinerja organisasi yang dibentuk untuk tujuan tersebut. Untuk itu subtansi, cara-cara, perumusan tujuan pengorganisasin rakyat menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi rakyat. Disisi lain, kualitas organisasi rakyat akan banyak bergantung pada ;

· Garis perjungan atau garis ideologi organisasi. Garis ideology akan sangat menentukan wilayah, intensitas dan kepedulian organisasi. Suatu organisasi yang didirikan untuk menjalankan peran dalam upaya perubahan tertentu saja akan sangat berbeda dengan organisasi yang dibentuk untuk tujuan-tujuan rekreatif, mengembangkan olah raga atau kepanitian jangka pendek. Garis perjungan untuk pemberdayaan buruh juga berbeda dengan garis perjungan untuk memenangkan pemilihan Kepala Desa.
· Kerangka system yang dikembangkan, termasuk di dalamnya adalah stuktur organisasi, pembagian tanggung jawab dan pembagian kerja, mekanisme kerja, peraturan kerja, dll. Sebagai comtoh, sruktur dan mekanisme organisasi petani, nelayan, pengrajin, pedagang asongan, tukang becak atau bahkan buruh pasar!
· Kuntitas dan kualitas anggota ataupun massa pendukung. Untuk ‘mencetak’ atau merekrut anggota yang militant mensyaratkan kualitas tertentu dari kerja sistim kerja organisasi. Sebaliknya kualitas para aktivisnya juga ditentukan oleh tujuan dan cara-cara organisasi menghimpun atau mengrekrut mereka.
Praktek ideologi dari organisasi. Idiologi organisasi tidak bisa hanya disampaikan melalui ceramah dan pidato. Idiologi organisasi juga perlu diterjemahkan / diwujudkan dalam kegiatan nyata organisasi. Justru dari kegiatan-kegiatan kongrit itulah organisasi akan dapat dinilai, apakah organisasi tersebut menjadi bagian dari gerakan perubahan, atau hanya sekedar kendaraan untuk kerperluaan sesaat, misalnya untuk meraih posisi jabatan politik tertentu. Praktek organisasi bagi keperluan perjuangan pembaharuan akan sangat menetukkan kualitas organisasi tersebut.